Kami menapaki jalan tanah TPU Jeruk Purut dengan perlahan. Tanah yang licin sehabis hujan dan aroma bunga kamboja yang menusuk hidung membuatku sedikit pusing. Tiba-tiba, aku terpeleset dan jatuh terjerembap. Kepalaku hampir membentur nisan kalau saja tidak dipegang sang juru kunci. Sekilas mataku membaca nama yang tertulis di batu itu. I-itu... ya, Tuhan Aku langsung mendatangi kru yang laiā¦