Bangun tidur, ia langsung menghidupkan telepon genggam: mudah-mudahan ada pesan. Masih ngantuk. Masih ada kabut mimpi di matanya. Masih temaram. Sebenarnya apa perlunya pagi-pagi menyalakan telepon genggam? Paling-paling cuma dapat pesan ringan: "Bagaimana tidurmu semalam? Sarungnya enak kan? Lupa sama saya ya? Tadi saya nunggu lama di kuburan."
Pada suatu malam yang nyamnyam, kau menemukan sepotong hati yang lezat dalam sebungkus nasi kucing. Kau mengira itu hati ibumu atau hati kekasihmu. Namun, bisa saja itu hati orang yang pernah kausakiti atau menyakitimu. Angkringan adalah nama sebuah sunyi, tempat kau melerai hati, lebih-lebih saat hatimu disakiti sepi.
Bulu matamu: padang ilalang Di tengahnya sebuah sendang Kata sebuah dongeng. Dulu ada seorang musafir datang bertapa untuk membuktikan apakah benar wajah bulan bisa disentuh lewat dasar sendang Ia tak percaya, maka ia menyelam Tubuhnya tenggelam dan hilang di arus maha dalam. Arwahnya menjelma pusaran air berwarna hitam.
Esai-esai dalam buku ini—yang semuanya ditulis atas permintaan berbagai pihak—lebih merupakan testimoni subjektif saya dalam rangka belajar, memetik inspirasi, dan “mencuri ide” dari karya penulis lain, baik karya yang berhasil maupun yang belum berhasil. Bukan hanya belajar tentang bagaimana memikirkan dan mengerjakan kata-kata, melainkan pula tentang bagaimana mengolah berbagai pro…
Buku ini adalah semacam dapur kecil Jokpin. Di dalamnya dia menghidangkan pelbagai resep, bumbu, dan peralatan memasak untuk sajak-sajaknya. Kita akan menemukan aroma, asam manis pahit pedas kata di balik penciptaan sajak-sajak Jokpin yang sebagiannya sudah sangat populer seperti Celana, Kamar Mandi, dll. Tak hanya itu: Jokpin juga menyingkap sejumlah kiat yang amat berguna bagi yang ingin m…