Text
Azab dan Sengsara
Azab dan Sengsara—yang dalam terbitan pertama memiliki embel-embel “… Seorang Anak Gadis”—dipandang sebagai salah satu novel Indonesia modern pertama, tak hanya karena penggunaan bahasa Melayu yang mulai mendekati bahasa Indonesia, tetapi juga karena pemikiran sang pengarang yang berhaluan emansipatif dan kritis terhadap tradisi tanah kelahirannya, Tanah Batak, terutama soal kawin paksa yang kerap terjadi pada masa itu.
Tidak tersedia versi lain