Text
Gerak dan Rotasi Bumi: Realitas Ilmiah dalam Al-Qur'an
"Bumi, bulan, dan matahari berputar pada porosnya (berotasi), dan dalam tata surya, semua planet bersama dengan satelitnya mengelilingi matahari dalam orbit yang berbentuk elips." Inilah prinsip heliosentris yang tak asing lagi pada masa sekarang. Namun, hingga pada masa buku ini ditulis, masih ada umat Islam yang meyakini prinsip geosentris (bumi sebagai pusat alam semesta). Bahkan, mereka mengklaim pendapatnya sesuai dengan Al-Qur'an. Pemikiran yang sempit ini bertahan hingga memasuki era peluncuran Apollo VIII ke bulan. Peristiwa tersebut mereka ingkari kebenarannya, karena dianggap bulan berada di langit pertama dan mustahil menjangkaunya tanpa merobek langit. Prof. Muhammad Ali Al-Sabouni menjawab keraguan mereka dengan mengemukakan argumentasi dari Al-Qur''an dan para penafsirnya. Bahkan, ia menguntip ulasan ulama-ulama salaf yang memuat realitas bulatnya bumi dan rotasinya sebelum ide holiosentris dilontarkan. Peristiwa pendaratan manusia ke bulan dengan Apollo XI, tidaklah mustahil menurut pandangan mereka yang tercerahkan. Mereka adalah ulama yang mengasah isyarat-isyarat ilmiah Al-Qur'an sehingga menjadi intan yang berkilauan tak ada bandingannya. Al-Qur'an memang bukanlah buku ensiklopedia, namun tidak berarti Al-Qur'an hanya semata-mata kitab suci yang berisi peraturan agama saja. Ada beragam informasi yang terdapat dalam ayat-ayatnya. Walaupun masa berganti, kemajuan ilmu pengetahuan pun semakin berkembang, kandungan Al-Qur'an tidak pernah kadaluarsa. Bahkan, tak satu pun dari ayat-ayatnya kontradiksi dengan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan mutakhir. Ulasan mengenai hal tersebut dapat dijumpai dalam buku ini. Sebagai pelengkap, Al-Sabouni, menulis kecamannya terhadap peradaban Barat yang materialistis serta menegaskan pentingnya sains yang berlandaskan madani yang damai dan sejahtera.
Tidak tersedia versi lain